ANALISIS STRUKTUR DALAM CERPEN “Ketika Mas
Gagah Pergi” KARYA Helvy Tiana
Rosa
A. Deskripsi
Data
Sumatra memang sudah di kenal sebagai daerah
yang banyak mrlahirkan sastrawan- sastrawan ternama yang dapat diperhitungkan
dalam dunia sastrawan Indonesia. Kenyataan ini di dukung oleh ke ikutsertaan
sastrawan yang berasal dari Sumatra dalam perkembangan sastra modern Indonesia.
Seperti Helvy Tiana Rosa
a. Biografi Tokoh
1.
Helvy
Tiana Rosa
Seorang cerpenis
wanita yang lahir di Medan, Sumatera pada 2 April 1970 yang biasa dikenal
dengan sebutan HTR. Ia menjadi salah seorang pelopor sastra Islami di
Indonesia. Tak hanya menunjukkan kiprah-nya di Tanah Air, HTR juga memiliki
berbagai prestasi yang terekam di dunia Internasional. Sebuah karya
fenomenal dari penulis ini yang telah berhasil menginspirasi banyak orang
untuk menemukan hidayah ialah cerpen “Ketika Mas Gagah Pergi”. Ia jua
adalah pendiri Forum Lingkar Pena dan merupakan seorang
dosen Fakultas Bahasa dan Seni di Universitas Negeri Jakarta. Seorang
cerpenis wanita yang lahir di Medan, Sumatera pada 2 April 1970 yang biasa
dikenal dengan sebutan HTR. Ia menjadi salah seorang pelopor sastra Islami di
Indonesia. Tak hanya menunjukkan kiprah-nya di Tanah Air, HTR juga memiliki
berbagai prestasi yang terekam di dunia Internasional. Sebuah karya
fenomenal dari penulis ini yang telah berhasil menginspirasi banyak orang
untuk menemukan hidayah ialah cerpen “Ketika Mas Gagah Pergi”. Ia jua
adalah pendiri Forum Lingkar Pena dan merupakan seorang
dosen Fakultas Bahasa dan Seni di Universitas Negeri Jakarta.
b.
Sinopsis Cerpen
“............” Karya
B.
Analisis Data
1.
Cerpen “Ketika Mas Gagah pergi” Karya Helvy Tiana Rosa
a.
Struktur Cerpen
1. Alur
Untuk menemukan alur yang di gunakan oleh struktur pengarang di dalam
cerpen ini, peneliti berusaha melihat rangkaian pristiwa yang terdapat dalam
cerpen. Ramhkaian peristiwa tersebut adalah sebagai berikut
1.
Keberadaan tokoh aku (Gita) ia sedang bingung dengan
perubahan sikap sodara kandung nya yaitu mas gagah
2.
Perubahan sikap mas gagah yang dulu nya sangat dekat
dengan gita membuat gita heran dan marah
3.
Sedangkan gita adalah cewek yang tomboy
4.
Perubahan mas gagah di mulai saat ia mulai membaca
buku-buku tentang islam
5.
Tak lama kemudian gita pun mendapat kan hidayah
setelah ia mendengarkan saran dan masukan dari mas gagah
6.
Mas gagah sangat aktif di bidang ke agamaan
7.
Gita pun mulai tertarik degan buku-buku agama
8.
Mas gagah sangat senang dengan perubahan gita yang
mulai mau membaca buku-buku agama
9.
Sontak gita teringat kalau ia akan ulang tahun dan ia
ingin acara ulang tahun nya di isi dengan ceramah yang akan di bawakan oleh mas
gagah nya
10. Mas gagah
tidak mengetahui bahwa gita ingin ia mengisi acara ulang tahun gita dengan
ceramah nya
11. Mas gagah
pun pergi berceramah di daerah bogor
12. Gita merasa
cemas karna takut mas gagah nya tidak pulang
13. Setelah lama
menunggu gita mulai bertanya pada ibunya apakah mas gagah nya pulang atau tidak
14. Tak lama
kemudian gita mendengar suara deringan telpon rumah nya
15. Ternyata
telpon itu duka bagi gita, pihak rumah sakit mengatakan bahwa mas gagah nya
kecelakaan
16. Setelah tiba
di rumah sakit mas gagah terbaring tak berdaya dan akhirnya meninggal dunia
17. Gita sangat
sedih dengan kepergian mas gagah nya
18. Secara
kronologis cerpen ini di buat oleh pengarang nya menggunakan alur maju. Pada
bagian awal cerpen ini terlihat kegelisahan gita akan berubahan sikap mas gagah
nya, dan ia sangat penasaran mengapa mas gagah nya bias berubah sejauh itu,
tampa di sadari gita pun berubah, ia mengikuti mas gagah nya, mas gagah
kecelakaan dalam perjalanan pulang setelah mengisi acara ke agamaan di bogor,
gita sangat sedih dan ia bergeges ke rumah sakit, setelah tiba di rumah sakit
mas gagah Cuma nyampai kan kalimat Alhamdulillah karna telah melihat adik nya
memakai jelbab dan setelah itu mas gagah pun meninggal duna, gita pun sangat
sedih dengan kepergian mas gagah nya.
2.
Penokohan
a.
Aku (Gita)
Gita
merupakan sosok seorang wanita yang tomboy dan sangat dekat dengan kakak nya
yaitu mas gagah, itu terlihat dari keingintahuan gita pada perubahan sikap mas
gagah yang dulu bergaul pada semua orang. Tetapi sekarang telah berubah menjadi
tertutup.
Sudah lepas Isya’ Mas Gagah belum pulang juga.
terlihat dari kutipan
di atas bahwa gita sedang cemas pada mas gagah nya yang tak pulang-pulang
3.
Latar
Ruang lingkup sebuah karya sastra fiksi
hakikatnya adalah keberadaan sebuah dunia yang dibangun oleh si pengarang.
Latar menyangkut ruang dimana peristiwa itu berlangsung. Oleh karena itu, latar
tidak hanya merupakan bentukan sebuah tempat yang diciptakan; melainkan ruang
waktu dan latar budaya bisa saja muncul dalam latar itu. Pada bagian latar ini
akan diuraikan latar tempat dan latar waktu yang menjadi latar dari peristiwa
yang dialami oleh para tokoh di dalam cerpen ini. Latar tersebut akan diuraikan
sebagai berikut.
a.
Latar Tempat
Rumah
merupakan ruang dalam cerpen ini, di dalam rumah pengarang menggambarkan
keberadaan tokoh serta pristiwa yang di alami oleh para tokoh, hal ini dapat di
lihat dari kutipan di bawah ini
"Mas Gagah! Mas! Mas Gagaaaaaahhh!" teriakku kesal sambil
mengetuk pintu kamar Mas Gagah keras-keras. Tak ada jawaban. Padahal kata Mama,
Mas Gagah ada di kamarnya. Kulihat stiker metalik di depan pintu kamar Mas
Gagah. Tulisan berbahasa Arab gundul. Tak bisa kubaca. Tetapi aku bisa membaca
artinya: Jangan masuk sebelum meberi salam
"Ikhwan?’ ulangku. "Makanan apaan tuh? Saudaranya bakwan atau
tekwan?" Suaraku yang keras membuat beberapa makhluk di kantin sekolah
melirik kami.
Dari kitipan diatas bahwa kantin
sekolah yang di gambarkan oleh pengarang di dalam cerpen merupakan latar tempat
yang secara tidak langsung memberikan kontribusi terhadap para tokoh nya. Di
sekolah sebagai tempat Gita bersekolah, sebelum ia pulang kerumah ia pergi
kerumah temannya. Dan akhir nya ia pulang untuk menemui masgagah nya.
b. Latar Waktu
Latar waktu
digunakan dengan tujuan melukiskan kapan suatu peristiwa terjadi. Latar waktu
pada cerpen ini sangat erat kaitannya dengan latar tempat yang sudah dipaparkan
sebelumnya. Latar waktu dalam cerprn ini di mulai pada siang hari
"Assalaamualaikum, Mas ikhwan..
eh Mas Gagah!" tegurku ramah.
‘Eh adik Mas Gagah! Dari mana aja? Bubar sekolah bukannya langsung pulang!" Kata Mas Gagah pura-pura marah, usai menjawab salamku.
‘Eh adik Mas Gagah! Dari mana aja? Bubar sekolah bukannya langsung pulang!" Kata Mas Gagah pura-pura marah, usai menjawab salamku.
Latar waktu yang ditampilkan dalam kutipan di atas sangat menunjang suasana
yang sedang di alami oleh sang tokoh
sehingga cerita tampak hidup dan terkesan alami. , maka secara umum latar waktu yang ditampilkan dalam cerpen ini meliputi pagi
dan malam hari. Latar tempat dan latar waktu di atas sangat berpengaruh
terhadap alur cerita. Keduanya menunjukkan adanya kelogisan cerita karena
setiap peristiwa tidak akan pernah terlepas dari latar tempat dan waktu.
4.
Tema
Tema merupakan pokok
permasalahan atau konflik sentral yang terkandung di dalam cerpen. Karena tema
cerita tidak secara langsung disampaikan oleh pengarang, maka untuk mempermudah
menentukan tema, peneliti mencoba mengemukakan konflik utama yang mendukung
terbentuknya sebuah tema. Konflik tersebut adalah sebagai berikut.
ia berubah! Drastis! Dan aku seolah
tak mengenal dirinya lagi. Aku sedih. Aku kehilangan. Mas Gagah yang
kubanggakan kini entah kemana…
"Mas Gagah! Mas! Mas Gagaaaaaahhh!" teriakku kesal sambil mengetuk pintu kamar Mas Gagah keras-keras. Tak ada jawaban. Padahal kata Mama, Mas Gagah ada di kamarnya. Kulihat stiker metalik di depan pintu kamar Mas Gagah. Tulisan berbahasa Arab gundul. Tak bisa kubaca. Tetapi aku bisa membaca artinya: Jangan masuk sebelum memberi salam!
"Assalaamu’alaikum!"seruku.
Pintu kamar terbuka dan kulihat senyum lembut Mas Gagah.
"Wa alaikummussalaam warohmatullahi wabarokatuh. Ada apa Gita? Kok teriak-teriak seperti itu?" tanyanya.
"Matiin kasetnya!"kataku sewot.
"Lho memangnya kenapa?"
"Gita kesel bin sebel dengerin kasetnya Mas Gagah! Memangnya kita orang Arab…, masangnya kok lagu-lagu Arab gitu!" aku cemberut.
"Ini Nasyid. Bukan sekedar nyanyian Arab tapi dzikir, Gita!"
"Bodo!"
"Lho, kamar ini kan daerah kekuasaannya Mas. Boleh Mas melakukan hal-hal yang Mas sukai dan Mas anggap baik di kamar sendiri," kata Mas Gagah sabar. "Kemarin waktu Mas pasang di ruang tamu, Gita ngambek.., Mama bingung. Jadinya ya dipasang di kamar."
"Tapi kuping Gita terganggu Mas! Lagi asyik dengerin kaset Air Supply yang baru…,eh tiba-tiba terdengar suara aneh dari kamar Mas!"
"Mas kan pasang kasetnya pelan-pelan…"
"Pokoknya kedengaran!"
"Ya, wis. Kalau begitu Mas ganti aja dengan nasyid yang bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Bagus lho!"
"Ndak, pokoknya Gita nggak mau denger!" Aku ngeloyor pergi sambil membanting pintu kamar Mas Gagah.
"Mas Gagah! Mas! Mas Gagaaaaaahhh!" teriakku kesal sambil mengetuk pintu kamar Mas Gagah keras-keras. Tak ada jawaban. Padahal kata Mama, Mas Gagah ada di kamarnya. Kulihat stiker metalik di depan pintu kamar Mas Gagah. Tulisan berbahasa Arab gundul. Tak bisa kubaca. Tetapi aku bisa membaca artinya: Jangan masuk sebelum memberi salam!
"Assalaamu’alaikum!"seruku.
Pintu kamar terbuka dan kulihat senyum lembut Mas Gagah.
"Wa alaikummussalaam warohmatullahi wabarokatuh. Ada apa Gita? Kok teriak-teriak seperti itu?" tanyanya.
"Matiin kasetnya!"kataku sewot.
"Lho memangnya kenapa?"
"Gita kesel bin sebel dengerin kasetnya Mas Gagah! Memangnya kita orang Arab…, masangnya kok lagu-lagu Arab gitu!" aku cemberut.
"Ini Nasyid. Bukan sekedar nyanyian Arab tapi dzikir, Gita!"
"Bodo!"
"Lho, kamar ini kan daerah kekuasaannya Mas. Boleh Mas melakukan hal-hal yang Mas sukai dan Mas anggap baik di kamar sendiri," kata Mas Gagah sabar. "Kemarin waktu Mas pasang di ruang tamu, Gita ngambek.., Mama bingung. Jadinya ya dipasang di kamar."
"Tapi kuping Gita terganggu Mas! Lagi asyik dengerin kaset Air Supply yang baru…,eh tiba-tiba terdengar suara aneh dari kamar Mas!"
"Mas kan pasang kasetnya pelan-pelan…"
"Pokoknya kedengaran!"
"Ya, wis. Kalau begitu Mas ganti aja dengan nasyid yang bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Bagus lho!"
"Ndak, pokoknya Gita nggak mau denger!" Aku ngeloyor pergi sambil membanting pintu kamar Mas Gagah.
Berdasarkan
kutipan di atas jelaslah bahwa tema yang diangkat oleh pengarang dalam cerpen
ini menyangkut permasalahan social antara adik dak kakak, yaitu perubahan sikap
mas gagah kepada gita yang mwmbuat gita penasaan dan heran, walaupun gita
sworang yang tomboy, lama kelamaan dia juga berubah menjadi wanita yang manis
setelah ia mendengar perkataan dari mas gagah nya
Tokoh (Gita) yaitu seorang gadis
yang tomboy yang berubah menjadi wanita yang manis setelah mendengar nasehat
dari mas gagah nya
Tokoh mas gagah yang dulu nya gaul
dan akhir nya berubah setelah membaca buku-buku tentang islam dan di dalam
cerpen ini pengarang juga memberi tahu pembaca bahwa agama islam adalah agama
yang indah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar